Senin, 29 Januari 2018

Budaya : Tradisi Petik Laut Masyarakat Mayangan Probolinggo

Posted By: MLAKU-MLAKU MEN! - 23.14.00

Share

& Comment




Mayangan merupakan desa yang terletak di pesisir Kota Probolinggo yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam meskipun ada yang sebagian kecil beragama kristen. namun demikian kehidupan bermasyarakat di Mayangan tetap berjalan rukun dan harmonis. Penduduk Mayangan memiliki mata pencaharian mayoritas sebagai nelayan tapi sebagian ada yang bermata pencaharian petani atu buruh tani karena di desa Pekutatan tanahnya subur serta masih banyak lahan perkebunan serta lahan untuk bertani. Sehingga adat petik laut ini turun temurun dilakukan oleh warga pesisir Mayangan demi kelancaran melaut dan mendapatkan hasil laut yang melimpah. Walupun berasal dari latar belakang yang berbeda, tidak menutup kemungkinan bagi masyarakatnya untuk menjalin hubungan kemasyarakatan dengan rukun. Seperti dalam pelaksanaan tradisi Petik Laut, walaupun dilaksanakan oleh umat yang berbeda agama namun pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

Acara selamatan laut ini merupakan ritual masyarakat nelayan yang hampir dijumpai diseluruh tanah air Indonesia. Salah satunya adalah di Mayangan Kota Probolinggo. Daerah ini merupakan daerah pesisir pantai yang sebagai nelayan, untuk mendapat hasil laut yang melimpah masyarakat sering melakukan acara selamatan laut yang lebih dikenal dengan sebutan “petik laut” yang berarti acara syukuran yang ditujukan ke penguasa laut. Adrian B. Lapian (2009: 57-62 ), mengungkapkan tradisi semacam petik lautini awalnya dilaksanakan oleh suku bajo (bajau). Karena orang bajau (bajo) merupakan pelaut sejati. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di lautan, segala kebutuhannya dipenuhi melalui hasil laut. Oleh karena itu suku bajo (bajau) melakukan suatu ritual sebagai ucapan rasa syukur kepada dewa penguasa lautan, agar selalu mendapat berkah serta lindungan disaat melaut. Kemudian berkembang banyak tradisi syukuran di daerah pesisir seluruh nusantara yang bertujuan untuk mengucap rasa syukur atas berkah yang diterima.

Salah satu seperti yang dilaksanakan di Mayangan yang diberi nama tradisi petik laut. Ernayanti (1999:1-2), menyatakan bahwa acara selamatan laut yang dalam bahasa Bajonya disebut Nyalamak laut (selamatan) atau di Mayangan dikenal dengan “petik laut” adalah sebuah upacara tradisional masyarakat nelayan khususnya, dimana tradisi selamatan laut ini pertama kali dilakukan oleh suku Bajo (Sulawesi Selatan). Kegiatan selamatan laut hingga saat ini masih ditemukan di beberapa daerah Sulawesi, Lombok, Madura, Banyuwangi dan masih banyak lagi daerah yang lainnya termasuk di Mayangan. Diceritakan juga bahwa tradisi selamatan laut ini dilakukan karena masyarakat pesisir pantai serta nelayan ingin memberikan penghormatan terhadap seorang pelaut dari Sulawesi Selatan yang bernama Punggawa Rattung. Punggawa Rattung merupakan keturunan dari raja-raja Goa, yaitu dari garis keturunan Marakdia Palarangan, orang yang adalah seorang pelaut yang hidupnya lebih banyak dilaut, hingga matinya di laut juga (Nurlaili, 2009:44-46). Sehingga dapat dikatakan tradisi merupakan kebiasaan dan dianggap sebagai suatu keyakinan yang di ikat oleh waktu sehingga kegiatan menjadi sacral. Tradisi petik laut ini tetap dipertahankan, karena untuk memohon keselamatan bagi para nelayan saat melaut agar terhindar dari marabahaya serta kecelakaan saat melaut. Untuk memohon agar hasil laut tetap melimpah serta tetap lestari.
Masyarakat percaya apabila tradisi petik lautini tidak dilaksanakan maka hasil tangkapan nelayan akan berkurang serta para nelayan akan terkena musibah saat melakukan kegiatan melaut. Ada beberapa alasan yang mendorong di lestarikannya dan dipertahankannya suatu tradisi oleh masyarakat. Seperti tradisi petik lautyang dilakukan oleh masyarakat Mayangan, karena tradisi tersebut merupakan suatu wadah, sarana atau tempat para nelayan atau warga pesisir pantai berkumpul dan bersilaturahmi, walaupun agamanya berbeda. Maka dari itu tradisi petik laut di Kecamatan Mayangan wajib untuk dilaksanakan setiap tahunnya. Selain itu generasi muda sebagai generasi penerus minatnya dalam meneruskan atau melanjutkan tradisi-tradisi yang telah turun temurun semakin berkurang, karena tradisi yang telah dilaksanakan secara turun temurun ini dianggap sudah kuno. Ketika nilai-nilai yang terkadung dalam budaya tradisional ini hilang dan tidak lagi dimengerti oleh generasi muda maka hilanglah jati diri suatu bangsa. Maka dari itu sangat penting bagi masyarakat terutama generasi muda untuk tetap mempertahankan tradisi-tradisi yang telah ada sehingga dapat terus berlanjut sampai ke anak cucu di masa yang akan datang.

Dengan menanamkan arti penting dari pelaksanaan tradisi petik laut, diharapkan generasi muda akan memiliki kesadaran serta semangat dalam mempertahankan tradisi petik laut tersebut. Selain itu masyarakat pesisir serta nelayan memiliki kepercayaan apabila tradisi petik laut ini tidak dilaksanakan maka masyarakat pesisir akan terserang wabah penyakit, akan terjadi kecelakaan laut bagi nelayan dan hasil tangkapan ikan nelayan akan sedikit. Hal ini terbukti setelah diadakannya tradisi petik laut ini hasil tangkapan ikan nelayan akan bertambah serta kehidupan masyarakat menjadi tentram dan damai. Dalam pemertahanan tradisi Petik Laut di Kecamatan Mayangan tentunya ada persembahan sesajen pada dewa laut untuk memohon keselamatan dan mengucapkan rasa syukur atas hasil laut yang mereka dapatkan. Fungsi individu dalam sebuah tradisi akan memberikan suatu kepuasan diri secara emosional, serta dapat menumbuhkan rasa pekercayaan diri yang basar, sehingga individu yang melakukan suatu ritual akan merasa lebih aman dan nyaman dibandingkan tidak melakukan ritual upacara tertentu. 

About MLAKU-MLAKU MEN!

Organic Theme. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © MLAKU-MLAKU MEN!

Designed by Templatezy